Banjir Bandang Cicaheum Akibat Faktor Alam dan Buruknya Tata Ruang
Kemarin, fenomena banjir bandang menerjang kota kembang Bandung terutama di Cicaheum.
Banjir bandang ini terjadi Selasa sore hari dan mengakibatkan belasan kendaraan hanyut. Ada dua faktor yang mengakibatkan terjadinya banjir bandang di Bandung yaitu faktor cuaca ekstrim dan tata ruang.
Berdasarkan laporan analisa BMKG, didapat fakta bahwa pada Selasa kemarin terjadi pembentukkan awan Cb alias Cumulonimbus di atas Bandung bagian timur pada pukul 15.00 sehingga muncullah hujan lebat.
Banjir bandang ini terjadi Selasa sore hari dan mengakibatkan belasan kendaraan hanyut. Ada dua faktor yang mengakibatkan terjadinya banjir bandang di Bandung yaitu faktor cuaca ekstrim dan tata ruang.
Berdasarkan laporan analisa BMKG, didapat fakta bahwa pada Selasa kemarin terjadi pembentukkan awan Cb alias Cumulonimbus di atas Bandung bagian timur pada pukul 15.00 sehingga muncullah hujan lebat.
Pembentukkan awan konvektif di atas Bandung terjadi karena adanya anomali suhu permukaan lautdi perairan Jawa Barat yang cenderung menghangat.
Kondisi itu meningkatkan peluang pembentukkan awan-awan potensial hujan. Menurut data BMKG, Maret adalah bulan dengan curah hujan tinggi untuk Bandung hingga Mei.
Kondisi itu meningkatkan peluang pembentukkan awan-awan potensial hujan. Menurut data BMKG, Maret adalah bulan dengan curah hujan tinggi untuk Bandung hingga Mei.
Faktor diatas adalah faktor alam, jadi memang pada bulan ini Bandung dsk sudah mulai jatuh musim hujan. Kenapa di daerah lain tidak sama?.
Ya memang begitu, pola musim di tiap daerah di Indonesia beda-beda lho!. Ada lebih dari 345 pola musim hujan di Indonesia!.
Jadi masyarakat harus paham dengan hal ini. Apakah guru geografi mu sudah menjelaskan hal tersebut di sekolah?.
Ya memang begitu, pola musim di tiap daerah di Indonesia beda-beda lho!. Ada lebih dari 345 pola musim hujan di Indonesia!.
Jadi masyarakat harus paham dengan hal ini. Apakah guru geografi mu sudah menjelaskan hal tersebut di sekolah?.
Banjir bandang menerjang Bandung |
Oke lanjut lagi ke faktor kedua yaitu tata ruang. Bandung sudah menjadi kota yang padat penduduk dan dihuni bangunan-bangunan beton dan aspal. Minimnya saluran air di perkotaan akan menghambat laju limpasan air saat hujan.
Dan inilah yang menjadi masalah di kota-kota besar di Indonesia. Rumah-rumah di bangun di sisi sungai bahkan di atasnya, gorong-gorong sungai sempit, udah gitu banyak sampahnya (hayo siapa yang buang sampah sembarangan?).
Ketika hujan lebat terjadi di hulu maka secara gravitasi akan turun ke bawah. Bandung kota merupakan daerah cekungan, jadi jika hujan di hulu maka aliran air akan terhempas dan menuju hilir.
Nah selain itu kita lihat bahwa banjir membawa lumpur, berarti ada erosi yang intens di daerah hulu. Erosi ini pasti karena tanah di hulu sudah banyak berkurang vegetasinya akibat pembangunan. Ini adalah masalah lain yang terkait tata ruang wilayah yang buruk.
Dan inilah yang menjadi masalah di kota-kota besar di Indonesia. Rumah-rumah di bangun di sisi sungai bahkan di atasnya, gorong-gorong sungai sempit, udah gitu banyak sampahnya (hayo siapa yang buang sampah sembarangan?).
Ketika hujan lebat terjadi di hulu maka secara gravitasi akan turun ke bawah. Bandung kota merupakan daerah cekungan, jadi jika hujan di hulu maka aliran air akan terhempas dan menuju hilir.
Nah selain itu kita lihat bahwa banjir membawa lumpur, berarti ada erosi yang intens di daerah hulu. Erosi ini pasti karena tanah di hulu sudah banyak berkurang vegetasinya akibat pembangunan. Ini adalah masalah lain yang terkait tata ruang wilayah yang buruk.
Ketidaksiapan hilir menampung laju aliran air tersebutlah yang membuat banjir bandang terjadi seperti kemarin. Jadi mari kita sama-sama melihat fenomena ini agar bisa lebih cerdas dalam mengelola lingkungan.
Bukan hanya pemerintah namun masyarakat juga harus cerdas dan jangan menyalahkan pemerintah terus. Harus kombinasi antara masyarakat dan pemerintah.
Kapan terakhir kali gotong royong membersihkan got?. Mulailah dari hal-hal kecil, stop menggerutu dan mulai beraksi.
Bukan hanya pemerintah namun masyarakat juga harus cerdas dan jangan menyalahkan pemerintah terus. Harus kombinasi antara masyarakat dan pemerintah.
Kapan terakhir kali gotong royong membersihkan got?. Mulailah dari hal-hal kecil, stop menggerutu dan mulai beraksi.
Gambar: Detiknews