Menganalisa Kaitan Kondisi Geografis Dengan Keadaan Penduduk
Kehidupan mahluk hidup terutama manusia sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis wilayahnya.
Kondisi geografis mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penduduk wilayah tertentu.
Oleh sebab itu, manusia dengan segala kecerdasan dan kemauannya berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan geografisnya atau berupaya mengubah kondisi lingkungan tersebut sesuai dengan kepentingannya.
Adanya keragaman kondisi geografis tiap wilayah memunculkan corak mata pencaharian, pola-pola permukiman, tradisi, adat-istiadat, dan aspek kehidupan sosial lainnya.
Kondisi geografis mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penduduk wilayah tertentu.
Oleh sebab itu, manusia dengan segala kecerdasan dan kemauannya berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan geografisnya atau berupaya mengubah kondisi lingkungan tersebut sesuai dengan kepentingannya.
Adanya keragaman kondisi geografis tiap wilayah memunculkan corak mata pencaharian, pola-pola permukiman, tradisi, adat-istiadat, dan aspek kehidupan sosial lainnya.
a. Kehidupan di Wilayah Pantai
Penduduk yang tinggal di wilayah ini umumnya menyelaraskan dirinya sebagai nelayan. Adapun pola permukiman penduduk di wilayah ini berbentuk permukiman yang tersebar secara memanjang (pola linier) mengikuti garis pantai.
Di Indonesia, kota-kota pelabuhan yang berkembang pesat, misalnya Jakarta dan Surabaya. Akibatnya aktivitas kehidupan masyarakat di wilayah pantai banyak yang berpindah profesi, misalnya menjadi pedagang, pelayanan jasa, dan lain sebagainya.
Di Indonesia, kota-kota pelabuhan yang berkembang pesat, misalnya Jakarta dan Surabaya. Akibatnya aktivitas kehidupan masyarakat di wilayah pantai banyak yang berpindah profesi, misalnya menjadi pedagang, pelayanan jasa, dan lain sebagainya.
Anak-anak Suku Bajau |
b. Kehidupan di Wilayah Dataran Rendah
Penduduk di daerah dataran rendah bertempat tinggal dengan membentuk pola permukiman dengan bentuk linier yang tersebar sejajar dengan arah jalan dan jalur aliran sungai.
Adapun pola pemukiman penduduk di daerah kota terutama yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi memiliki pola permukiman dengan bentuk terpusat atau tersebar melingkari pusat-pusat perekonomian.
Adapun pola pemukiman penduduk di daerah kota terutama yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi memiliki pola permukiman dengan bentuk terpusat atau tersebar melingkari pusat-pusat perekonomian.
Di daerah dataran rendah, umumnya bentuk mata pencaharian penduduk lebih berorientasi kepada bidang pertanian khususnya di daerah pedesaan. Kegiatan pertanian yang dikembangkan yaitu pertanian yang menghasilkan tanaman pangan dan tanaman komoditas.
Di wilayah-wilayah yang telah maju, telah berkembang pula kegiatan penduduk yang berorientasi kepada bidang perdagangan, komunikasi, transportasi, dan kepariwisataan.
Di samping itu, wilayah dataran rendah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan gedung-gedung pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.
Di wilayah-wilayah yang telah maju, telah berkembang pula kegiatan penduduk yang berorientasi kepada bidang perdagangan, komunikasi, transportasi, dan kepariwisataan.
Di samping itu, wilayah dataran rendah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan gedung-gedung pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.
c. Kehidupan di Wilayah Pegunungan
Penduduk yang berada di lokasi ini ada yang tinggal dengan membentuk pola permukiman terpusat sekitar lokasi wisata dan penambangan, ada pula yang bergerombol di sekitar lokasi tanah perkebunan dan kehutanan terutama mereka selalu mendekati daerah-daerah sumber air.
Sebagian besar kondisi mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada bidang perkebunan dan kehutanan.
Di daerah-daerah yang kondisi lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis mereka beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang.
Untuk wilayah-wilayah pegunungan yang dijadikan kawasan wisata, maka orientasi mata pencaharian penduduk lebih memilih untuk berdagang atau pelayanan jasa.
Sebagian besar kondisi mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada bidang perkebunan dan kehutanan.
Di daerah-daerah yang kondisi lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis mereka beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang.
Untuk wilayah-wilayah pegunungan yang dijadikan kawasan wisata, maka orientasi mata pencaharian penduduk lebih memilih untuk berdagang atau pelayanan jasa.
d. Kehidupan di Wilayah Sungai
Penduduk yang berada disekitar sungai akan membentuk sungai komunitas budaya sungai dengan pola memanjang. Kehidupan mereka sangat bergantung pada sungai seperti di Banjarmasin.
Alat transportasi yang mereka gunakan adalah perahu dan mata pencahariannya mayoritas adalah mencari ikan, bertani di pinggir sungai atau pasir atau tambak.
Sejak zaman dahulu peradaban manusia banyak muncul dari daerah aliran sekitar sungai.
Alat transportasi yang mereka gunakan adalah perahu dan mata pencahariannya mayoritas adalah mencari ikan, bertani di pinggir sungai atau pasir atau tambak.
Sejak zaman dahulu peradaban manusia banyak muncul dari daerah aliran sekitar sungai.
Gambar: disini