Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Fase Perubahan Sosial dan Budaya

Tidak ada satupun masyarakat yang tidak mengalamiperubahan. Setiap masyarakat selalu dalam kondisi berubah yang tidak ada titikakhirnya. Yang membedakan antara masyarakat satu dengan lain hanya tingkatkecepatan dan arah perubahannya. 

Ada masyarakat yang berubah sangat cepat danada yang berubah sangat lambat. Demikian pula, ada masyarakat yang berubah kearah kemajuan (progress) dan ada yang berubah ke arah kemundurun (regress)Perubahan masyarakat bisa menyangkut tentang kehidupan sosial dan kehidupanbudaya.

Terdapat perbedaan antara perubahan sosial (socialchange) dengan perubahan kebudayaan (cultural change). Perubahansosial merupakan perubahan dalam segi struktur sosial dan hubungan sosial,sedangkan perubahan kebudayaan mencakup perubahan dalam segi budaya masyarakat. 

Perubahan sosial antara lain meliputi perubahan dalam segi distribusi kelompokusia, tingkat pendidikan, tingkat kelahiran penduduk, peran suami atau istri,rasa kekeluargaan, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, tingkat integrasisosial, tingkat perceraian, tingkat bunuh diri, dan sebagainya. 
3 Fase Perubahan Sosial dan Budaya
Dunia terus berubah dengan cepat
Perubahankebudayaan meliputi antara lain tujuh unsur kebudayaan seperti diurutkan olehKoentjaraningrat yaitu: sistem religi dan upacara keagamaan, sistem sosialkemasyarakatan, ilmu pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, sertaperalatan dan teknologi. 

Namun demikian antara konsep perubahan sosial danperubahan kebudayaan saling tumpang tindih. Keduanya sulit dibedakan secaradikhotomis. Hampir semua perubahan besar mencakup aspek sosial dan budaya.Kedua konsep acapkali ditukarpakaikan untuk menggambarkan perubahan yangterjadi di masyarakat.   

1.  Penemuan(Discovery)
            Menurut Horton dan Hunt (1992), penemuan merupakan persepsimanusia, yang dianut secara bersama, mengenai suatu aspek kenyataan yang semulasudah ada. Penemuan merupakan tambahan pengetahuan dunia yang telahdiverifikasi. 

Penemuan menambahkan sesuatu yang baru pada kebudayaan karenameskipun kenyataan itu sudah lama ada, namun kenyataan itu baru menjadi bagiandari kebudayaan pada saat kenyataan tersebut ditemukan. 

Penemuan baru menjadisuatu faktor dalam perubahan sosial bila hasil penemuan itu didayagunakan. Manakala suatu pengetahuan barudimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi, biasanya disusul oleh perubahanbesar.  Contoh: penemuan mesin uapmenimbulkan revolusi industri di Inggris.

2.  Invensi
MenurutHorton dan Hunt (1992), invensi adalah suatu kombinasi baru atau carapenggunaan baru dari pengetahuan yang sudah ada. Pada tahun 1895, misalnya,George Selden mengkombinasikan mesin gas cair, tangki gas cair,gigi persneling,tangkai kemudi, dan badan kereta, kemudian mempatenkan kombinasi itu sebagaimobil. 

Tidak satu pun dari semua benda itu yang baru diciptakan. Satu-satunyayang baru adalah penggunaan semua alat itu dengan cara menggabungkannya.Gagasan mengkombinasikan alat-alat untuk suatu kegunaan menyebabkan timbulnyasesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Invensi dapat dibedakan menjadi dua,yaitu: invensi material, misalnya penemuan baja yang merupakan hasil campuranantara besi dengan sejumlah kecil logam lainnya, dan invensi sosial, misalnyapemerintahan konstitusional dan perusahaan.

3.  Difusi 
Menurut Horton dan Hunt (1992), masyarakat yang palinginventifpun hanya menemukan sendiri sebagian dari seluruh inovasi di masyarakatnya.Kebanyakan perubahan sosial merupakan hasil dari proses difusi, yaitu penyebaran unsur-unsur budaya dari suatukelompok ke kelompok lain. 

Difusi berlangsung baik di dalam masyarakat maupunantarmasyarakat. Misalnya, mode pakaian berbahan dasar batik. Awalnyadiperkenalkan oleh kalangan artis ibukota kemudian menjadi trend mode yangmenyebar ke seluruh Indonesia. 

Difusi terjadi ketika beberapamasyarakat saling berhubungan. Karena itu difusi merupakan proses dua arah.Unsur-unsur budaya tidak dapat menyerap tanpa adanya kontak tertentuantarmanusia dan kontak tersebut selalu melahirkan difusi pada kedua belahpihak. 

Difusi juga merupakan proses selektif. Sebuah masyarakat menerimabeberapa unsur budaya dari masyarakat lain, dan pada saat bersamaan masyarakatitu menolak unsur-unsur budaya dari masyarakat lain itu. Misalnya, masyarakatIndonesia di satu sisi menerima demokrasi sebagai sistem politik, di sisi lainmenolak budaya sex bebas.

Difusi biasanya juga disertaidengan modifikasi terhadap unsur-unsur serapan. Setiap unsur budaya memilikiprinsip, bentuk, fungsi, dan makna. Salah satu atau bahkan semua segi itu dapatmengalami perubahan ketika suatu unsur budaya diserap. 

Makanan cepat saji (fastfood), sepertiayam goreng, yang berasal dari Amerika Serikat ketika masuk ke Indonesiamengalami modifikasi dengan ditambahkan rasa pedas dan dihidangkan dengan nasiputih.  

Masyarakat juga dapat mengelakdari difusi dengan cara mengeluarkan larangan dilakukannya kontak denganmasyarakat lain, misalnya suku Badui di Banten.