Penyajian Data Dalam Sistem Informasi Geografi (SIG)
Produk yang dihasilkan Sistem Informasi Geografi atau SIG pada dasarnya adalah berupa data digital. Penyajian data dalaam SIG kini semuanya berbasis komputer. Alasannya, penyajian data secara manual sangat menyita waktu untuk memperoleh sebuah informasi kepada pelanggan. Contoh jika kita ingin menghitung grid pada peta atau menggunakan alat pengukur luas planimeter. Jika itu dilakukan manual maka keakuratan hasil bergantung pada ketelitian si pembuat peta dan akan sangat rumit.
Dengan memanfaatkan komputer maka akan diperoleh beberapa keuntungan saat menyajikan data keruangan yaitu:
1. Data dapat dikelola dalam format kompak dan jelas.
2. Data dapat dikelola dengan biaya lebih murah dibandingkan survey lapangan langsung.
3. Data dapat dipanggil kembali dan dimanipulasi dengan cepat.
4. Data memungkingkan dapat diubah secara cepat dan tepat oleh komputer.
5. Data spasial dan non spasial dapat dikelola secara bersamaan.
6. Data dapat dianalisa secara efisien.
7. Data yang sulit ditampilkan manual dapat diperbesar dan diubah dalam format 3D.
8. Data yang terkumpul dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan secara cepat dan efektif efisien.
Tata guna lahan hasil manipulasi SIG |
Dengan adanya SIG pada masa kini maka transformasi data spasial ke dalam beberapa bentuk seperti tabel, peta, grafik, gambar, digaram dan lainnya snagat praktis. Input data SIG diperoleh banyak dari data inderaja. Inderaja dapat menyajikan data sesuai dengan bentuk, wujud dan fenomena di permukaan bumi.
Dengan menggunakan inderaja, kita juga dapat memperoleh data mengenai daerah yang luas secara cepat dan bisa digunakan untuk memantau perubahan permukaan bumi setiap saat. Contohnya kita bisa melihat perubahan tata guna lahan Jabodetabek dari tahun 1980 sampai sekarang. Pola keruangan dan pengembangan wilayah bisa terlihat dan kita bisa memprediksi bagaimana pola pembangunan pusat pertumbuhan di masa depan.
Selain itu inderaja juga bisa melihat kenampakan kawah sebuah gunung api aktif sehingga kita bisa memprediksi letusan dan masyarakat bisa siap siaga menghadapi ancaman yang akan dihadapai di kemudian hari. Kehadiran drone kini memudahkan kita dalam membuat pola kenampakan permukaan bumi.
Inderaja dan dikombinasikan dengan SIG juga sering digunakan untuk memantau sebaran daerah rawan banjir di Jakarta sehingga mitigasinya bisa lebih tepat.
Gambar: disini