Perbedaan Sudut Bearing dan Azimuth
Dalam ilmu peta dan pemetaan dikenal istilah sudut bearing dan azimuth. Kedua sudut tersebut biasa digunakan untuk menentukan lokasi suatu titik dan menentukan orientasi suatu gerak/arah.
Satuan pengukuran biasa menggunakan sexagesimal system yaitu mengacu pada derajat, menit dan detik. Baca juga: Konjungsi, oposisi dan elongasi planet
Satuan pengukuran biasa menggunakan sexagesimal system yaitu mengacu pada derajat, menit dan detik. Baca juga: Konjungsi, oposisi dan elongasi planet
Karakteristik Sudut Bearing
- digambarkan dalam bentuk garis dan sudut dan kuadran
- bearing tidak bisa lebih dari 90⁰
- bearing diambil dari utara atau selatan dan sudut ke timur atau barat dari utara-selatan meridian.
- True Bearing diambil dari true north.
- Magnetic bearing diambil dari magnetic north.
True Bearing |
Magnetic Bearing |
- sudut dihitung searah jarum jam dengan patokan meridian.
- azimuth berkisar dari 0⁰ - 360⁰
- azimuth dimulai dari arah utara.
- true azimuth berpatokan dari utara sebenarnya (true north).
- magnetic azimuth berpatokan dari utara magnetik (magnetic north).
Sudut Azimuth |
Kita seringkali menggunakan istila bearing sama dengan azimuth, padahal sebenarnya berbeda. Bearing menggambarkan sudut dari utara atau selatan dan nilai sudut menuju timur ke barat.
Jadi kita bisa menyatakan 20 derajat Timur dari Utara atau bisa disingkat S 20 E. Dalam azimuth kita menyebutnya 160 derajat.
Baca juga: Ayat Quran tentang fenomena geografi
Sumber: engineering.purdue.edu
Jadi kita bisa menyatakan 20 derajat Timur dari Utara atau bisa disingkat S 20 E. Dalam azimuth kita menyebutnya 160 derajat.
Baca juga: Ayat Quran tentang fenomena geografi
Sumber: engineering.purdue.edu