Sejarah dan Lokasi Peradaban Lembah Sungai Indus
Salah satu peradaban tertua di dunia adalah Peradaban Lembah Sungai Indus. Peradaban lembah Sungai Indus merupakan peradaban yang terletak di dua daerah, yaitu Punjab yang berada sepanjang daerah hulu dan Mohenjo Daro di daerah hilir Sungai Indus. Menurut para ahli, manusia pendukung peradaban lembah Sungai Indus berasal dari suku bangsa Dravida.
Hal ini berdasarkan penemuan fosil-fosil manusia di wilayah daratan tinggi Dekan di India Selatan. Daerah Dekan ini dikenal sebagai daerah yang subur. Bangsa Dravida meninggalkan wilayah Dekan akibat terdesak oleh kedatangan bangsa Arya sekitar tahun 1500 SM. Peradaban lembah Sungai Indus adalah peradaban yang sudah maju dilihat dari hasil peninggalan kebudayaannya. Kemajuan tersebut terlihat dari hal-hal berikut
Hal ini berdasarkan penemuan fosil-fosil manusia di wilayah daratan tinggi Dekan di India Selatan. Daerah Dekan ini dikenal sebagai daerah yang subur. Bangsa Dravida meninggalkan wilayah Dekan akibat terdesak oleh kedatangan bangsa Arya sekitar tahun 1500 SM. Peradaban lembah Sungai Indus adalah peradaban yang sudah maju dilihat dari hasil peninggalan kebudayaannya. Kemajuan tersebut terlihat dari hal-hal berikut
1. Masyarakat Mohenjo Daro-Harappa dikenal sudah memiliki tata letak kota yang sangat bagus. Pembangunan jalan-jalan di sepanjang Kota Mohenjo Daro-Harappa dibentuk berdasarkan perhitungan arah angin musim (barat daya dan timur laut) sehingga arus angin dalam kota menjadi lancar. Pada kiri dan kanan jalan dibangun saluran air dalam tanah untuk menampung air dari setiap rumah yang disalurkan dalam suatu tempat penampungan. Bangunan-bangunan pada Kota Mohenjo Daro-Harappa merupakan lambang dari masyarakat yang terencana dan maju dengan struktur-struktur bangunan yang terdiri dari batu bata dengan ukuran yang merata. Di samping itu, terdapat pula bangunan yang disebut dengan Lumbung Besar yang menurut Sir Mortimer Wheeler adalah tempat yang dijadikan sebagai ruangan penyimpangan hasil panen.
2. Masyarakat Mohenjo Daro-Harappa telah mengenal adat istiadat dengan
ditemukannya meterai yang terbuat dari tanah liat berisikan tulisan-tulisan pendek berasal dari huruf piktograf. Diduga masyarakat Mohenjo Daro-Harappa mengalami invasi dari bangsa Arya yang menyebabkan bangsa Dravida harus berpindah ke wilayah selatan
3. Masyarakat Mohenjo Daro-Harappa meninggalkan jejak berupa alat rumah tangga yang sudah lebih bagus dari masanya, seperti benda-benda tajam yang dibuat dengan teknologi yang sangat bagus.
4. Masyarakat Mohenjo Daro-Harappa telah mengenal sistem sanitasi yang baik dengan ditemukan tempat yang dijadikan pemandian umum yang dilengkapi dengan saluran air dan tangki air yang terletak di atas perbentengan jalan-jalan utama. Pemandian umum di Kota Mohenjo Daro-Harappa dibangun dengan dihiasi deretan tangga yang turun ke arah kolam berlapis bata, di dalam lapangan berderetan tiang. Pada bagian tengah samping kolam terdapat lapisan alami yang berfungsi untuk menghambat kebocoran pada bangunan tersebut. Di samping itu, terdapat pula kolam berukuran 12 m × 7 m dengan kedalaman 1,4 m yang digunakan masyarakat Mohenjo Daro-Harappa sebagai tempat untuk kegiatan upacara keagamaan, menurut simpulan para ahli.
ditemukannya meterai yang terbuat dari tanah liat berisikan tulisan-tulisan pendek berasal dari huruf piktograf. Diduga masyarakat Mohenjo Daro-Harappa mengalami invasi dari bangsa Arya yang menyebabkan bangsa Dravida harus berpindah ke wilayah selatan
3. Masyarakat Mohenjo Daro-Harappa meninggalkan jejak berupa alat rumah tangga yang sudah lebih bagus dari masanya, seperti benda-benda tajam yang dibuat dengan teknologi yang sangat bagus.
4. Masyarakat Mohenjo Daro-Harappa telah mengenal sistem sanitasi yang baik dengan ditemukan tempat yang dijadikan pemandian umum yang dilengkapi dengan saluran air dan tangki air yang terletak di atas perbentengan jalan-jalan utama. Pemandian umum di Kota Mohenjo Daro-Harappa dibangun dengan dihiasi deretan tangga yang turun ke arah kolam berlapis bata, di dalam lapangan berderetan tiang. Pada bagian tengah samping kolam terdapat lapisan alami yang berfungsi untuk menghambat kebocoran pada bangunan tersebut. Di samping itu, terdapat pula kolam berukuran 12 m × 7 m dengan kedalaman 1,4 m yang digunakan masyarakat Mohenjo Daro-Harappa sebagai tempat untuk kegiatan upacara keagamaan, menurut simpulan para ahli.
Peta Lokasi Peradaban Lembah Sungai Indus |
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sir Jhon Marshall dan R.P. Banerji pada 1920 – 1942 melalui ekskavasi dari reruntuhan Kota Mohenjo Daro-Harappa yang luasnya sekitar 25 km persegi tersebut menyimpulkan bahwa keberadaan Mohenjo Daro-Harappa berdasarkan penentuan karbon 14 terjadi antara kurun waktu 3000 – 2000 SM. Dalam penggalian tersebut tidak ditemukan hasil peninggalan berupa makam atau kuburan sehingga beberapa ahli menyimpulkan bahwa masyarakat Mohenjo Daro-Harappa telah mengenal pembakaran jenazah. Abu jenazah tersebut kemudian disimpan dalam tempayan khusus. Ada pula, tulang-tulang jenazah yang tidak dibakar ditempatkan di tempat yang sama berupa tempayan. Beberapa faktor penyebab kemunduran peradaban lembah Sungai Indus adalah sebagai berikut.
1. Musim kemarau berkepanjangan menyebabkan kekeringan di wilayah Mohenjo
Daro-Harappa sehingga tidak didapatkan hasil tanaman.
Daro-Harappa sehingga tidak didapatkan hasil tanaman.
2. Peradaban lembah Sungai Indus mengalami kepunahan akibat dari adanya wabah
penyakit yang melanda masyarakat Mohenjo Daro-Harappa.
penyakit yang melanda masyarakat Mohenjo Daro-Harappa.
3. Diduga masyarakat Mohenjo Daro-Harappa mengalami invasi dari bangsa Arya yang
menyebabkan bangsa Dravida harus berpindah ke wilayah selatan.
menyebabkan bangsa Dravida harus berpindah ke wilayah selatan.
Kota tua di lembah sungai Indus |
Beberapa peninggalan peradaban lembah sungai Indus diantaranya adalah:
1. Artefak berupa terracota. Artefak ini merupakan lempeng-lempeng tanah berbentuk segi empat dan memiliki gambar hewan seperti gajah, sapi, harimau, badak, dan
gambar pepohonan seperti beringin. Penemuan terracota tersebut menandakan masyarakat Mohenjo Daro-Harappa telah mengenal kepercayaan dengan menyembah benda, binatang, atau pohon.
gambar pepohonan seperti beringin. Penemuan terracota tersebut menandakan masyarakat Mohenjo Daro-Harappa telah mengenal kepercayaan dengan menyembah benda, binatang, atau pohon.
2. Patung gadis menari. Patung tersebut diperkirakan berusia sekitar 4500 tahun yang ditemukan pada 1926. Patung gadis menari terbuat dari patung perunggu yang memiliki
panjang sekitar 10,8 cm.
panjang sekitar 10,8 cm.
3. Patung “Raja Pendeta” merupakan patung yang ditemukan pada 1927 yang
merupakan patung lelaki duduk dengan tinggi 17,5 cm. Patung ini memiliki janggut
dengan hiasan pita pada rambutnya, lilitan lengan, dan mantel berhias.
merupakan patung lelaki duduk dengan tinggi 17,5 cm. Patung ini memiliki janggut
dengan hiasan pita pada rambutnya, lilitan lengan, dan mantel berhias.
4. Periuk, piring, dan cangkir yang terbuat dari tembikar.
5. Alat-alat pertanian seperti cangkul dan kapak.
6. Alat perhiasan berupa gelang, kalung, dan ikat pinggang yang terbuat dari tembaga
atau emas. Hal ini menandakan masyarakat Mohendjo Daro-Harappa telah mengenal
kebudayaan batu dan logam.
atau emas. Hal ini menandakan masyarakat Mohendjo Daro-Harappa telah mengenal
kebudayaan batu dan logam.
Artefak kebudayaan lembah sungai indus |
Berikut adalah pengaruh peradaban lembah Sungai Indus pada masyarakat Indonesia:
1. Adanya tradisi pembakaran kemenyan pada setiap pelaksanaan upacara
keagamaan.
2. Adanya kepercayaan pada batara kala (upacara ruwatan).
3. Terdapat kepercayaan terhadap jimat yang dianggap atau dijadikan sebagai benda
sakti.
4. Berkembangnya cerita Mahabrata dan Ramayana dalam cerita pewayangan di
Indonesia.
5. Terdapat serapan bahasa yang diambil dari bahasa Sanskerta dan Pali.
6. Terdapat upacara-upacara yang seperti upacara kelahiran (wedalan), sekaten,
penanggalan Hindu (tahun Saka), dan upacara setelah kematian.
keagamaan.
2. Adanya kepercayaan pada batara kala (upacara ruwatan).
3. Terdapat kepercayaan terhadap jimat yang dianggap atau dijadikan sebagai benda
sakti.
4. Berkembangnya cerita Mahabrata dan Ramayana dalam cerita pewayangan di
Indonesia.
5. Terdapat serapan bahasa yang diambil dari bahasa Sanskerta dan Pali.
6. Terdapat upacara-upacara yang seperti upacara kelahiran (wedalan), sekaten,
penanggalan Hindu (tahun Saka), dan upacara setelah kematian.