Sejarah Awal Peradaban Yunani dan Romawi (Eropa Kuno)
Eropa sebelum menjadi benua maju seperti sekarang, pada mulanya merupakan peradaban yang belum canggih.
Dahulu kala, masyarakat Eropa adalah kaum terbelakang lalu berkembanglah era renaisance di abad ke 15. Sejak saat itu Eropa lambat laun berkembang menjadi peradaban modern.
Peradaban awal masyarakat Eropa terbagi menjadi dua zaman, yaitu peradaban Yunani dan peradaban Romawi.
Peradaban Yunani berawal dari peradaban Pulau Kreta yang merupakan pulau terbesar di Yunani. Peradaban Pulau Kreta diperkirakan berlangsung sekitar 3000 SM dengan perdagangan menjadi sistem mata pencaharian utama bangsa Kreta.
Dahulu kala, masyarakat Eropa adalah kaum terbelakang lalu berkembanglah era renaisance di abad ke 15. Sejak saat itu Eropa lambat laun berkembang menjadi peradaban modern.
Peradaban awal masyarakat Eropa terbagi menjadi dua zaman, yaitu peradaban Yunani dan peradaban Romawi.
Peradaban Yunani berawal dari peradaban Pulau Kreta yang merupakan pulau terbesar di Yunani. Peradaban Pulau Kreta diperkirakan berlangsung sekitar 3000 SM dengan perdagangan menjadi sistem mata pencaharian utama bangsa Kreta.
1. Peradaban Yunani Kuno
Bangsa Yunani merupakan keturunan dari bangsa Indo-Jerman yang berasal dari nenek moyang bangsa Ionia, Helen, Akea, dan Yonia. Bangsa Yunani terdiri dari suku bangsa Epirot, Ionia, Goria, dan Spartha.
Peradaban Yunani terbagi menjadi empat fase, yaitu fase pembentukan negara-negara kota yang disebut dengan Polis sekitar 1000 – 800 SM. Fase kedua adalah fase ekspansi yang dilakukan oleh polis-polis yang dimulai dari daerah barat sampai ke daerah selatan Italia dan daerah timur sampai ke wilayah Troya atau Asia kecil.
Fase ketiga merupakan masa kejayaan polis-polis Yunani yang berlangsung dari 600 – 400 SM. Masa keruntuhan Yunani berlangsung antara 400 – 300 SM. Berikut Polis-polis yang terdapat pada Peradaban Yunani.
Peradaban Yunani terbagi menjadi empat fase, yaitu fase pembentukan negara-negara kota yang disebut dengan Polis sekitar 1000 – 800 SM. Fase kedua adalah fase ekspansi yang dilakukan oleh polis-polis yang dimulai dari daerah barat sampai ke daerah selatan Italia dan daerah timur sampai ke wilayah Troya atau Asia kecil.
Fase ketiga merupakan masa kejayaan polis-polis Yunani yang berlangsung dari 600 – 400 SM. Masa keruntuhan Yunani berlangsung antara 400 – 300 SM. Berikut Polis-polis yang terdapat pada Peradaban Yunani.
Sisa peradaban polis Athena |
a. Polis Athena
Polis Athena dikenal dengan penerapan sistem demokrasi yang mulai diterapkan pada masa Solo (638 – 559 SM) yang merupakan sistem kekuasaan berada di tangan rakyat. Proses sistem pemerintahannya dilakukan oleh Archon yang berjumlah sembilan orang yang setiap tahunnya dilakukan pergantian.
Para Archon tersebut diawasi oleh lembaga seperti Mahkamah Agung yang disebut dengan Aeropogus yang berasal dari mantan Archon. Selain penerapan sistem demokrasi, Polis Athena melahirkan filsuf-filsuf seperti Socrates yang mengajarkan tentang kebenaran melalui manusia dan alam sebagai subjeknya.
Juga ada Plato yang merupakan filsuf terkenal dengan ajaran bahwa sumber kekuasaan adalah pengetahuan. Aristoteles yang dikenal dengan ajaran tentang etika dan politik.
Para Archon tersebut diawasi oleh lembaga seperti Mahkamah Agung yang disebut dengan Aeropogus yang berasal dari mantan Archon. Selain penerapan sistem demokrasi, Polis Athena melahirkan filsuf-filsuf seperti Socrates yang mengajarkan tentang kebenaran melalui manusia dan alam sebagai subjeknya.
Juga ada Plato yang merupakan filsuf terkenal dengan ajaran bahwa sumber kekuasaan adalah pengetahuan. Aristoteles yang dikenal dengan ajaran tentang etika dan politik.
b. Polis Sparta
Polis Sparta menganut sistem militerisme yang dikembangkan oleh Lycurgus pada tahun 625 SM. Dalam menjalankan pemerintahannya, Polis Spartha memiliki dua raja sebagai pemegang kekuasaan yang dibantu oleh lima orang ephor.
Peradaban Yunani mengalami fase pertempuran dengan Persia yang terjadi dalam 3 tahap dari tahun 492 SM sampai wafatnya Alexander Agung yang menyebabkan Yunani terpecah menjadi tiga wilayah, yaitu Yunani, Syiria, dan Mesir.
Peradaban Yunani mengalami fase pertempuran dengan Persia yang terjadi dalam 3 tahap dari tahun 492 SM sampai wafatnya Alexander Agung yang menyebabkan Yunani terpecah menjadi tiga wilayah, yaitu Yunani, Syiria, dan Mesir.
Colosseum di Roma |
2. Peradaban Romawi Kuno
Peradaban Romawi terbagi menjadi dua fase, yaitu sebagai berikut:
a. Fase Pertama
Terjadi pada kurun waktu 756 – 510 SM. Pada fase pertama, Romawi menganut sistem monarki atau kerajaan. Polis Roma menurut para ahli dibangun oleh bangsa Yunani dan berdasarkan legenda yang berkembang menyebutkan bahwa Polis Roma didirikan oleh Romus dan Romulus yang berasal dari Ibu Raisilpa.
Pada sistem Kerajaan Romawi, seorang raja dipimpin oleh seorang raja yang dibantu oleh wakil-wakil dari suku-suku di sekitar Roma yang disebut dengan senat. Sistem sosial yang berkembang adalah adanya pembagian tingkatan sosial dilihat dari keaslian warga Roma.
Struktur sosial yang pertama adalah warga Roma asli yang disebut dengan Patricia dan penduduk yang merupakan pendatang yang disebut dengan Plebeyer.
Pada sistem Kerajaan Romawi, seorang raja dipimpin oleh seorang raja yang dibantu oleh wakil-wakil dari suku-suku di sekitar Roma yang disebut dengan senat. Sistem sosial yang berkembang adalah adanya pembagian tingkatan sosial dilihat dari keaslian warga Roma.
Struktur sosial yang pertama adalah warga Roma asli yang disebut dengan Patricia dan penduduk yang merupakan pendatang yang disebut dengan Plebeyer.
b. Fase Kedua
Periode Romawi menganut sistem republik yang berlangsung dari 519 – 31 SM. Kekuasaan Roma dipegang oleh dua orang konsul yang masing-masing memiliki tugas yang berbeda. Para konsul dipilih oleh senat.
Konsul pertama bertugas mengatasi permasalahan hukum dan ekonomi sedangkan konsul kedua bertugas mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan sistem pertahanan negara.
Namun, apabila terjadi keadaan yang darurat, konsul hanya berjumlah satu orang, yaitu dipegang oleh seorang diktatum. Pada periode ini, Roma melakukan invasi ke berbagai daerah untuk perluasan kekuasaan, dimulai dari invasi ke daerah Ephirus dan Etruskia.
Konsul pertama bertugas mengatasi permasalahan hukum dan ekonomi sedangkan konsul kedua bertugas mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan sistem pertahanan negara.
Namun, apabila terjadi keadaan yang darurat, konsul hanya berjumlah satu orang, yaitu dipegang oleh seorang diktatum. Pada periode ini, Roma melakukan invasi ke berbagai daerah untuk perluasan kekuasaan, dimulai dari invasi ke daerah Ephirus dan Etruskia.
Dalam sejarah, Roma pernah melakukan peperangan dengan bangsa Funisia dari 246 SM – 46 M sebanyak tiga kali perang. Perang pertama terjadi pada 246 – 241 SM, perang kedua berlangsung dari 218 SM – 201 SM, dan perang ketiga terjadi pada 149 – 146 SM.
Di antara peperangan yang terjadi, menurut catatan sejarah, Roma pernah melakukan peperangan yang besar dengan Khartago (Tunisia sekarang) yang merupakan polis milik dari Funisia.
Peperangan tersebut terjadi akibat perebutan wilayah Pulau Sisilia yang merupakan sumber bahan makanan bangsa Roma. Baca juga: Peradaban lembah sungai Nil Afrika
Di antara peperangan yang terjadi, menurut catatan sejarah, Roma pernah melakukan peperangan yang besar dengan Khartago (Tunisia sekarang) yang merupakan polis milik dari Funisia.
Peperangan tersebut terjadi akibat perebutan wilayah Pulau Sisilia yang merupakan sumber bahan makanan bangsa Roma. Baca juga: Peradaban lembah sungai Nil Afrika
Struktur sosial yang terbentuk pada fase ini terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan optimar yang merupakan golongan yang sangat kaya dan memiliki hak untuk menarik dan menentukan besaran pajak.
Golongan kedua adalah kaum proletar yang disebut sebagai kaum miskin. Dua golongan sosial tersebut memiliki wakil untuk senat, yaitu Sula (optimar) dan Marius (proletar). Keruntuhan Roma terjadi ketika tragedi pembunuhan Marius yang dilakukan oleh Sula sehingga muncullah Triumvirat.
Golongan kedua adalah kaum proletar yang disebut sebagai kaum miskin. Dua golongan sosial tersebut memiliki wakil untuk senat, yaitu Sula (optimar) dan Marius (proletar). Keruntuhan Roma terjadi ketika tragedi pembunuhan Marius yang dilakukan oleh Sula sehingga muncullah Triumvirat.
a. Triumvirat I
1.) Crassus menguasai Eropa Timur
2.) Pompeyus menguasai Roma dan Yunani
3.) Julius Caesar menguasai Eropa Barat
1.) Crassus menguasai Eropa Timur
2.) Pompeyus menguasai Roma dan Yunani
3.) Julius Caesar menguasai Eropa Barat
Persaingan mulai terjadi di Roma ketika Crassus terbunuh dalam perang melawan Persia. Julius Caesar memenangkan persaingan dengan mengalahkan Pompeyus, kemudian menjadi penguasa tunggal.
Julius Caesar kemudian dibunuh oleh anak angkatnya sendiri, yaitu Brutus dan Lavius. Akibat dari peristiwa tersebut lahirlah Triumvirat II.
b.Triumvirat II
1.) Crassus menguasai Eropa Timur
2.) Antonius menguasai timur tengah dan Mesir
3.) Octavianus menguasai wilayah Italia.
1.) Crassus menguasai Eropa Timur
2.) Antonius menguasai timur tengah dan Mesir
3.) Octavianus menguasai wilayah Italia.
Permasalahan muncul ketika Crassus terbunuh dan wilayahnya menjadi milik Octavianus. Antonius kemudian melakukan perlawanan kepada Octavianus dengan membela Mesir yang bertujuan untuk memerdekakan diri dari Romawi.
Antonius kalah dan tewas pada 31 SM sehingga seluruh wilayah Mesir dan Timur Tengah menjadi milik Octavianus dan mengubah Roma menjadi sistem kekaisaran yang berlangsung dari 31 SM – 395M. Baca juga: Latar belakang perang dingin blok barat dan timur