Perbedaan Konservasi DAS Hulu dan Hilir
Daerah Aliran Sungai atau DAS adalah suatu sistem yang dengan batas dua punggungan topografi yang semua aliran airnya bermuara ke sungai induk. Masyarakat sebagian besar hidup di daerah aliran sungai.
Buktinya etiap peradaban manusia yang besar banyak dibangun disebuah DAS, contohnya Peradaban Sungai Nil, Peradaban Sungai Eufrat Tigris hingga Peradaban Sungai Indus dan Gangga.
Buktinya etiap peradaban manusia yang besar banyak dibangun disebuah DAS, contohnya Peradaban Sungai Nil, Peradaban Sungai Eufrat Tigris hingga Peradaban Sungai Indus dan Gangga.
Daerah Aliran Sungai harus terjaga kelestariannya agar keberlanjutan peradaban disekitarnya tetap terjaga. Salah satu contoh kasus DAS di Indonesia yang kini tengah menjadi sorotan adalah DAS Citarum yang terancam oleh pencemaran yang sangat mengkhawatirkan.
Kerusakan DAS juga banyak mengakibatkan banjir bandang di beberapa daerah dalam dekade terakhir. Penggundulan hutan menjadi penyebab utama rusaknya DAS dan hilangnya nyawa manusia.
Kerusakan DAS juga banyak mengakibatkan banjir bandang di beberapa daerah dalam dekade terakhir. Penggundulan hutan menjadi penyebab utama rusaknya DAS dan hilangnya nyawa manusia.
Konservasi DAS mutlak diperlukan agar keseimbangan hidup tetap berjalan sepanjang waktu. Wilayah DAS secara umum dibagi menjadi DAS Hulu dan Hilir. Tipe konservasi di dua jenis DAS ini berbeda karena karakteristiknya pun berbeda.
Penampang DAS dari hulu sampai hilir |
Konservasi DAS Hulu
1. Reboisasi
Daerah hulu DAS merupakan sebuah pegunungan dan biasanya berupa hutan lindung. Daerah ini adalah daerah sumber mata air dan sebagai penahan erosi dan air hujan.
Jika daerah hulu gundul maka saat hujan besar maka tidak akan ada lagi vegetasi yang menahan aliran limpasan permukaan. Maka reboisasi merupakan hal yang penting dilakukan.
Jika daerah hulu gundul maka saat hujan besar maka tidak akan ada lagi vegetasi yang menahan aliran limpasan permukaan. Maka reboisasi merupakan hal yang penting dilakukan.
2. Pelarangan Pembangunan
Daerah hulu mutlak tidak boleh disentuh oleh kegiatan pembangunan industri apalagi industri kimia. Limbah yang dihasilkan di hulu nanti akan mengalir sampai ke hilir dan membahayakan penduduk.
3. Pelarangan Pertambangan
Kegiatan pertambangan di daerah hulu akan merusakan struktur permukaan tanah disana. Akibatnya adalah erosi yang merusak dan memicu banjir bandang. Selain itu endapan material akan sampai di hilir dan membuat pendangkalan sungai di hilir.
Konservasi DAS Hilir
1. Pengerukan sungai
Endapan lumpur sungai akan membuat kedalaman air sungai akan berkurang. Hal ini akan membuat banjir sering terjadi saat musim hujan karena volume air sungai berkurang. Pengerukan berkala adalah kegiatan yang harus rutin dilakukan.
2. Aturan pembangunan rumah
Sempadan sungai sejauh 10 m tidak boleh dibangun rumah karena akan mempersempit lebar sungai. Aturan ini harus dipatuhi agar bencana tidka terjadi di kemudian hari.
3. Aturan buang sampah
Sungai-sungai di hilir kini banyak berfungsi sebagai tong sampah di kota besar. Masyarakat masih banyak yang tidak peduli dengan hal ini dan ketika banjir terjadi maka yang disalahkan pasti pemerintah padahal yang buang sampah ke sungai adalah masyarakat.
Itulah beberapa contoh konservasi di DAS Hulu dan Hilir yang harus dilakukan oleh masyarakat agar kehidupan tetap stabil dan bencana tidak terjadi dan menghantui masyarakat.
Gambar: disini